Gejok Lesung

Administrator 10 September 2019 09:52:48 WIB

Bohol (SIDA), Dalam mempertahankan kesenian tradisional di Desa Bohol, permainan musik perkusi menggunakan alat penumbuk padi tradisional yang dinamakan gejog lesung tetap eksis.
Terlihat dari kelompok Srikandi Laras padukuhan Wuru bermain gejog lesung yang hampir setiap malam berlatih menabuh dan olah vokal menyanyikan beragam lagu daerah.
Gejog lesung mampu bertahan karena ada dukungan dari warga. Terlebih mayoritas penduduk setempat adalah petani.
Gejog lesung dulunya memang digunakan oleh masyarakat sebagai alat untuk memisahkan padi dari tangkai dan kulitnya. Padi yang kering dimasukkan dalam lesung, kemudian ditumbuk dengan alu sehingga menimbulkan irama. Namun setelah berkembangnya alat penggiling padi yang semakin modern, maka gejog lesung saat ini berkembang menjadi kesenian musik tradisional.
seni ini merupakan bentuk ucapan syukur pada Dewi Sri, yang dikenal sebagai Dewi Padi, atas melimpahnya panen yang didapatkan. Tak hanya itu, gejog lesung pun dulunya juga kerap dimainkan saat gerhana tiba.

Konon, menurut kepercayaan masyarakat Jawa, zaman dahulu gerhana bulan dan matahari terjadi karena adanya raksasa bernama Batara Kala yang memakan matahari atau bulan, sehingga langit menjadi gelap seketika.
Kemudian masyarakat pun ramai-ramai menabuh semua benda, termasuk lesung, agar Batara Kala memuntahkan matahari atau bulan, dan gerhana segera berakhir. Gejog lesung ini dipercaya masyarakat sebagai pengusir raksasa saat gerhana tiba.

Belum ada komentar atas artikel ini, silakan tuliskan dalam formulir berikut ini

Formulir Penulisan Komentar

Nama
Alamat e-mail
Kode Keamanan
Komentar