Sejarah Desa

Administrator 13 Maret 2017 20:00:14 WIB

Wilayah Desa Bohol terbentuk dari penggabungan dua wilayah Bekel Jajar, Bekel Jajar wilayah Wuru yang waktu itu masih masuk wilayah Pringombo di Sesepuhi oleh Ki Djoleksono, Bekel Jajar wilayah Bohol yang waktu itu masih masuk wilayah Gangsalang Desa Nglindur di Sesepuhi oleh Ki Wono Sentiko. 

Pada Tahun 1912 ada wacana penggabungan kedua wilayah tersebut, akan tetapi dikarenakan Indonesia masih di jajah kolonial maka penggabungan belum dapat di laksanakan, perabot Desa pun juga belum ada. Terlepas dari hal itu, wilayah Bekel Jejer Wuru sudah tidak lagi masuk wilayah Plalar begitu juga wilayah Bekel Jejer Bohol sudah tidak lagi masuk wilayah Gansalang.

Baru pada Tahun 1918 kedua wilayah bekel jejer resmi di gabung menjadi satu wilayah Desa, yaitu Desa Bohol denga Kepala Desa yang pertama bernama Ki Pawiro Dimejo dengan sebutan Ki Lurah Kantong, terbentuk juga perabot Desa antara lain: Lurah, Carik, Jogoboyo, Jogomirudo, Kamituwo, dan Bayan.

Tahun 1946 terjadi penataan sekaligus penataan Kepala Desa dari Ki Pawiro Dimejo diganti oleh Ki Pawiro Sastro dan sebutan perabot Desa berganti menjadi Pamong Desa, yang terdiri dari: Lurah, Carik, Keamanan, Kemakmuran, Sosial, Kaum, dan Dukuh. Ditahun yang sama juga dikerjakan pelebaran jalan poros desa Bohol-Pringombo dan Bohol-Karangawen, dikerjakan masyarakat secara gotong royong.

Tahun 1972 masa jabatan Ki Pawiro Sastro berakhir, Lurah Desa di Jabat oleh Penjabat sementara (PJ) Kepala Desa Bapak Sutarno yang saat itu menjabat sebagai bagian Kemakmuran. Pada Tahun 1974 di adakan pemilihan Kepala Desa Bohol, dan Bapak Sutarno (putra ki Pawiro Sastro) terpilih menjadi Kepala Desa Bohol. Ditahun itu pula di bangunlah Balai Desa yang bertempat di Padukuhan Gamping Desa Bohol hasil swadaya masyarakat.

Tahun 1995 masa jabatan Kepala Desa Bapak Sutarno berakhir, digantikan Kepala Desa baru, Bapak Widodo, S.IP sampai sekarang (3 Periode)